sekilas tentang aerated drilling dalam dunia pemboran perminyakan dan panasbumi
Dalam pemboran sumur
panasbumi terdapat bermacam – macam metode yang dilakukan, salah satu
diantaranya adalah Aerated Drilling. Metode
ini diadaptasi dari teknik air drilling
dan foam drilling yang digunakan di
perminyakan. Metode Aerated Drilling
pertama kali ditemukan oleh sebuah tim dari Selandia Baru dan sejak pertama
kali ditemukan teknik ini memberikan hasil yang sangat baik dalam perolehan output sumur.
1. Definisi Aerated Drilling
Aerated
Drilling dapat diartikan sebagai penambahan udara yang
terkompresi pada sistem fluida sirkulasi (lumpur pemboran) untuk mengurangi
densitas dari kolom fluida pada lubang annulus sehingga tekanan fluida pemboran
yang ada di lubang annulus terjadi
kesetimbangan dan cenderung lebih kecil daripada tekanan formasi.
2.
Aplikasi Aerated Drilling
Beberapa keadaan formasi yang tepat
dilakukan pemboran aerated drilling
yaitu:
- Setiap formasi yang mempunyai kemungkinan mengalami kerusakan dan setiap reservoir yang mempunyai rekahan alami yang dibor dengan lintasan lurus atau lateral horizontal.
- Reservoir pada zona yang bertekanan rendah atau telah turun (depleted) dapat menyebabkan beberapa problem pemboran bila dilakukan dengan menggunakan metode konvensional yaitu kehilangan sirkulasi dan pipa terjepit.
- Situasi dimana Rate of Penetration (ROP) diharapkan meningkat dan dengan relative lebih sedikit penggunaan mata pahat (bit).
Beberapa
keadaan formasi yang memberikan hasil yang moderat
jika dilakukan aerated drilling
- Formasi yang memiliki permeabilitas sangat kecil dimana dibutuhkan hydraulic fracturing.
- Permeabilitas formasi yang sangat tinggi yang dapat menghasilkan fluida formasi yang sangat tinggi yang melebihi kapasitas peralatan permukaan, dalam situasi ini dibutuhkan clear fluid dengan acid soluble solids yang bersifat non-invasive.
- Formasi yang memiliki tekanan tinggi diamana membutuhkan biaya yang lebih mahal untuk fluida pemboran dan peralatan permukaan.
Beberapa
keadaan formasi dimana aerated drilling
tidak tepat penggunaanya :
- Highly unconsolidated formations dimana diperlukan pengaturan tekanan untuk kestabilan lubang sumur.
- Formasi dimana swelling, berkurangnya diameter lubang bor dan stabilitas wellbore dapat diantisipasi sehingga penggunaan aerated drilling tidak tepat.
3. Keuntungan Aerated Drilling
1). Meningkatkan Laju Pemboran (ROP)
Pada pemboran overbalanced pengaruh dari meningkatnya
berat lumpur akan memberikan efek negatif terhadap laju penembusan. Ketika
lubang bor dihancurkan oleh bit, arah yang berlawanan dari fluida kedalam
formasi membuat serbuk bor diam pada tempatnya, yang seharusnya dapat
memindahkan serbuk bor dari lubang bor. Sehingga bit akan menggerus ulang
serbuk bor. Sebagai akibat gaya menggerus ulang ini, banyak waktu yang terbuang
dengan kata lain mengurangi laju penembusan. Dalam aerated drilling, chip holdown
force dari batuan berkurang sehingga cutting yang tergerus akan memiliki
efek ledakan akibat tekanan formasi yang lebih besar daripada tekanan lumpur di
annulus.
Viskositas
yang naik akan meningkatkan friction loss, menambah pressure drop dan
mengurangi kecepatan yang didapat, oleh karena itu bila viskositas naik chip
clearance time akan bertambah sehingga menurunkan ROP, dalam aerated drilling viskositas dari lumpur
aerasi akan menurun karena adanya penambahan udara sehingga ROP pun akan
meningkat
2). Mencegah Pipa Terjepit
Ada dua macam pipa terjepit, yaitu :
differential pressure pipe sticking
dan mechanical pipe sticking. Differential pressure pipe sticking
terjadi ketika bagian dari drillstring
menempel masuk kedalam mud cake yang
terbentuk di dinding zona permeable selama pemboran yang disebabkan oleh
tekanan lumpur (Pm) yang lebih besar dari tekanan zona permeabel (Pff).
3). mengurangi resiko kehilangan sirkulasi
hilang
sirkulasi terjadi karena lebih besarnya tekanan hidrostatik lumpur
daripada tekana formasi, akibat dari lebih besarnya tekanan hidrostatik
lumpur karena dalam aerated
drilling takanan hidrostatik lumpur pemboran hasil dari campuran udara
dengan lumpur cenderung lebih kecil dari tekanan formasi maka resiko
terjadinya hilang sirkulasi lumpur dapat dihindari
4). mengurangi terjadinya kerusakan formasi
Pemakain fluida yang didisain untuk pemboran aerasi
tidak akan membuat kerusakan formasi, dikarenakan tekanan fluida pemboran
didisain kurang dari atau sama dengan tekanan pori formasi, sehingga fluida
pemboran tidak akan masuk kedalam pori dan rekahan. Dengan cara ini rekahan dan
pori formasi tidak akan tersumbat, sebab tekanan pori formasi lebih besar dari
tekanan fluida aerasi.
4. Teknik Aerated Drilling
Fluida
pemboran aerasi terdiri dari fasa gas (udara) yang diinjeksikan (dicampur) ke
dalam fasa lumpur dasar (water base mud)
dimana fraksi cairan lebih dari 25 % dan lumpur aerasi ini memiliki densitas
efektif antara 4 – 7 ppg. Penggunaan
lumpur aerasi ini terutama untuk mencegah terjadinya hilang sirkulasi yang
terjadi jika menggunakan fluida pemboran konvensional. Pengaturan tekanan
sirkulasi dapat dilakukan dengan mengatur laju (rate) gas injeksi dan laju lumpur yang dipompakan. Biasanya perbedaan
tekanan hidrostatis lumpur di lubang bor dengan tekanan pori/rekah formasi
antara 200 – 500 psi (tekanan underbalanced).
Dalam pemboran aerasi fasa cairan fluida pemboran dapat digunakan kembali
setelah sirkulasi dan kembali ke permukaan.
5. Peralatan yang digunakan untuk aerated drilling
Peralatan yang
digunakan untuk aerated drilling antara lain
- Primary Compressor
- Booster Compressor
- Fluid Injection Pump
Adapun
peralatan pada rig
- Standpipe Manifold
- Rotating Head
- Banjo Box
- Blooie Line
- Air Drilling Separator
Downhole equipment
- Float Valve
- Bottom Hole Assembly
- Bit
- Jet Sub
Sumber : http://drillingminyak.blogspot.com/2012/01/sekilas-tentang-aerated-drilling-dalam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar